Suami adalah laki-laki yang tidak bisa dikategorikan romantis jikalau standar keromantisan di jagad raya ini diukur dengan seberapa sering ia memberikan kejutan dan seberapa banyak tangkai bunga mawar di hari ulang tahun saya ataupun di hari jadi pernikahan kami atau berapa banyak posting kata-kata cinta nya di wall facebook saya :-D. He'll be the most unromantic person in the world.
Seingat saya, tiga tahun lebih pernikahan kami tak pernah ada ritual ataupun kado yang berlebihan. Tidak ada bunga-bunga bertebaran di kamar, kue ulang tahun dengan topping cantik diatasnya, ataupun kado mahal berdigit jut-jut apalagi ucapan selamat ulang tahun penuh cinta terpampang nyata di wall facebook:-D. Suami hanya menelpon karena kami memang berjauhan, serta tak ada kiriman kue ataupun hadiah. Ketika saya menginginkan sesuatu yang sedikit mahal, suami hanya menyuruh saya mengecek uang di rekeningnya apakah ada kelebihan setelah dikurangi kebutuhan-kebutuhan primer dan untuk tabungan. Jika ada, boleh. Jika tak ada mari kita tunggu sampai ada :-D.
Setelah menikah, suami memberikan kepercayaan dan kebebasan penuh kepada saya untuk mengatur penghasilannya. Membeli semua kebutuhannya mulai dari pakaian dalam hingga sepatu futsal, mengirim uang untuk orang tua, menyisihkan untuk tabungan, membeli tiket untuk kepulangannya. Setelah semuanya terpenuhi dan tentu saja terutama kebutuhan makan dan asupan suami di pulau seberang dan seabrek kebutuhan nadya terpenuhi, saya diperbolehkan membeli apapun yang saya inginkan :-D. Jadi, saya tidak perlu menunggu hari ulang tahun untuk mendapatkan apa yang sedang saya butuhkan atau inginkan. Meskipun tentu saja saya sadar betul bahwa tidak semua hal yang saya inginkan bisa terpenuhi.
Setelah menikah, suami memberikan kepercayaan dan kebebasan penuh kepada saya untuk mengatur penghasilannya. Membeli semua kebutuhannya mulai dari pakaian dalam hingga sepatu futsal, mengirim uang untuk orang tua, menyisihkan untuk tabungan, membeli tiket untuk kepulangannya. Setelah semuanya terpenuhi dan tentu saja terutama kebutuhan makan dan asupan suami di pulau seberang dan seabrek kebutuhan nadya terpenuhi, saya diperbolehkan membeli apapun yang saya inginkan :-D. Jadi, saya tidak perlu menunggu hari ulang tahun untuk mendapatkan apa yang sedang saya butuhkan atau inginkan. Meskipun tentu saja saya sadar betul bahwa tidak semua hal yang saya inginkan bisa terpenuhi.
Sebenarnya, bukan tidak ada sama sekali niat dan bukannya kami tidak ingin merayakannya. Hanya saja, kami berdua sama-sama berasal dari keluarga yang termasuk biasa saja dalam menghadapi semua jenis anniversary- anniversary-an. Sejak kecil, di rumah tidak pernah ada ritual membeli kue, membuat tumpeng, meniup lilin, pesta ulang tahun atau apapun jenisnya. Ketika hari ulang tahun tiba, ibu dan ayah saya hanya mengucapkan selamat atas bertambahnya umur, mengecup pipi dan selesai. Kadang-kadang kami keluar untuk makan di restoran, namun itu tidak menjadi keharusan atau pasti dilakukan. Hal hal semacam makan di luar itu pun bertujuan lebih kepada untuk menyenangkan hati kami yang masih anak-anak. Itu saja.
Ketika sudah menikah, masing-masing dari kami membawa budaya yang sama bahwa tidak ada perayaan di hari kelahiran. Hal-hal romantis semacam kejutan-kejutan, lilin-lilin, kue ulang tahun, bunga de el-e, de es be, tidak pernah kami lakukan. Suami lebih sering memberi kejutan-kejutan kecil dan kado tak terduga di hari-hari biasa, tak ada angin, tak ada hujan, tak ada bulan-bulan spesial. Meski di hari-hari biasa, hal hal kecil itu kadang membuat hari menjadi istimewa.
Ketika sudah menikah, masing-masing dari kami membawa budaya yang sama bahwa tidak ada perayaan di hari kelahiran. Hal-hal romantis semacam kejutan-kejutan, lilin-lilin, kue ulang tahun, bunga de el-e, de es be, tidak pernah kami lakukan. Suami lebih sering memberi kejutan-kejutan kecil dan kado tak terduga di hari-hari biasa, tak ada angin, tak ada hujan, tak ada bulan-bulan spesial. Meski di hari-hari biasa, hal hal kecil itu kadang membuat hari menjadi istimewa.
Namun, menjadi seorang istri dan ibu muda di era sekarang, begitu banyak hal yang saya lihat, karena semua orang berbagi semua hal. Mulai dari percakapan sehari-hari, makan apa, pergi kemana, lagi apa. Everything is shared. Saya sendiri termasuk salah satu yang suka berbagi meski tidak sampai ke percakapan-percakapan sehari-hari dan pribadi. Sebenarnya, apapun itu, membagi obrolan, kemesraan dengan pasangan, foto-foto selfie, menurut saya sah-sah saja dan tidak ada yang salah. Selama kita bahagia dan selama kita tidak diluar batas, tidak melanngar hukum, mengganggu atau menyinggung perasaan orang lain, lakukanlah.
Media sosial ini membuat nilai-nilai yang semasa kecil tertanam di rumah tentang ulang tahun sedikit banyak bergeser. Saya dan suami kadang saling memberi kado, kado ala kadarnya. Tidak mahal dan tidak wah, tidak juga ada surprise party. Dan dari media sosial ini juga saya sering tergoda melihat begitu lucu dan cantiknya kue-kue ulang tahun yang ada. Melihat kue-kue ulang tahun yang begitu cantik, saya kadang kepingin juga. Meski sampai saat ini, saya dan suami belum pernah membeli satu pun kue ulang tahun semacam itu. Sebenarnya saya pernah meminta, dan suami mengizinkan. Namun, ketika mendekati hari H, saya sendiri yang membatalkan niat itu. Dengan harga kue yang tidak murah seperti itu, rasanya kok ya mubazir, lebih baik membeli makanan lain, yang jelas, pasti dimakan dan habis, pempek atau martabak misalnya. Jadilah, niat membeli birthday cake itu tidak pernah terlaksana.
Sejak ada Nadya dan sejak menjadi pengguna android pertengahan tahun 2013, niat kue ulang tahun ini kembali menggebu-gebu. Godaan tidak hanya datang dari facebook dan blog. Ada instagram yang membuat tampilan foto lebih menarik dan cantik. Saya benar-benar tidak tahan melihat topping-topping lucu itu. Sepertinya nadya akan senang dengan kue ulang tahunnya, sepertinya akan lucu dan cantik jika di foto dan di posting di socmed :-D Ah, saya benar-benar tergoda. Ulang tahun pertama Nadya, saya masih bisa menahan diri. Dan ulang tahun Nadya yang ke dua tinggal hitungan hari, sepertinya saya tak bisa menahan diri lagi :-D .
-Dian, a mom craving for a birthday cake-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar