04 Februari 2015

Tentang Seseorang

Seseorang yang telah memberi saya begitu banyak kebahagiaan selama lebih dari tiga tahun ini. Memberi saya begitu banyak cinta dan kasih sayang yang tak putus. Masih begitu jelas teringat di dalam otak saya ketika ia datang ke rumah pertama kalinya, menemui ayah dan ibu, menyatakan niat untuk menikahi anak perempuan mereka. Ada rasa hangat menyelusup meski saya tak pernah menduga niatnya secepat itu. Ibu dan ayah memberi restu. Alhamdulillah, 18 September 2011 terucap akad nikah di depan penghulu. 

Seseorang ini, yang penuh  dengan kesabaran tingkat tinggi menghadapi segala kemanjaan saya, tidak banyak menuntut akan segala kekurangan saya sebagai istri. Mengerti saya, mungkin tepatnya berusaha keras untuk mengerti saya  yang moody, gampang menangis dan emosional.

Dia pun mencemaskan saya, memperhatikan saya, merawat saya ketika saya terbaring lemah tanpa daya di rumah sakit. Satu bulan lamanya dengan empat selang di badan. Semua hal yang seharusnya saya mampu lakukan sendiri, diambil alihnya. Memandikan dan membersihkan seluruh tubuh saya, menyuapi saya makan, menyisir bahkan mengepang rambut saya meski tak rapi :-D, menggendong saya ketika saya bahkan tak mampu berdiri sendiri, meski ia tahu betapa beratnya tubuh pasca melahirkan itu :-D

Ah, dia yang dengan segala ke-tanpa-ekspresiannya- akan mendengarkan ketika saya marah, menangis, membiarkan saya mencurahkan segala uneg-uneg saya. Kemudian setelah semuanya selesai akan menatap saya, menghapus air mata saya dan mencium kening saya dan memeluk tubuh saya yang masih sesengukan sembari meminta maaf  dan memberi pengertian.

Satu-satunya laki-laki yang membuatkan saya akun Internet banking untuk rekening penghasilannya :-D. Mengangkat saya menjadi Dirjen Anggaran Rumah Tangga yang mengatur semua keuangannya, mulai dari pengeluaran, tabungan hingga kiriman uang untuk orang tua Memberikan kepercayaan dan kebebasan penuh pada saya untuk menggunakan uang hasil jerih payahnya. Menjadikan saya manajer akan segala kebutuhannya dari pakaian dalam hingga sepatu futsal dan jam tangan :-D

Pria tidak romantis yang tidak pernah memberikan saya kejutan ataupun seikat mawar merah ketika hari ulang tahun saya ataupun hari jadi pernikahan kami, namun kejutan-kejutan kecilnya di hari hari biasa kadang lebih membuat saya berbunga-bunga. Yang membuat kami melewatkan sunset yang indah di Jimbaran, Bali karena belum menemukan masjid/ musholla untuk tempat sholat magrib kami.

Ayah terhebat untuk anak (anak) kami. Begitu telaten mengganti popok ataupun memandikan Nadya ketika masih bayi yang membuatnya di mata saya terlihat begitu macho dan seksi :-D. Ayah yang suaranya terdengar begitu merdu ketika mengaji dan bernyanyi untuk buah hati kami.

Anak yang berbakti, tak pernah tega untuk menolak apapun permintaan orang tua kami. Sesulit apapun itu, selalu berusaha ia penuhi.

Suami  yang saya hormati, cintai, yang saya rindukan setiap hari,  yang kepulangannya selalu saya nanti.

Alhamdulillah hirobbil 'alamiin atas kesehatan dan keselamatan selama setahun kemarin.

Selamat memasuki usia baru, mas.
Semoga menjadi  pribadi yang lebih baik, hamba Allah yang semakin taat, anak yang selalu berbakti, suami dan ayah yang tak pernah berhenti membimbing dan mencintai.

-Dian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar