Sampe hari ini, saya dan suami memang belum pernah memakaikan nadya jilbab/ kerudung/ hijab ketika kami keluar rumah secara konsisten. Saya hanya pernah sesekali memakaikannya dan itupun memakai jilbab saya, dipakai di rumah dan hanya untuk lucu-lucuan dan di foto. Nadya bahkan tidak memiliki koleksi jilbab bayi karena saya memang tidak pernah membelikan
Saya sebenarnya suka ketika melihat bayi ataupun anak-anak mengenakan jilbab. Mereka terlihat lucu dan menggemaskan. Namun ketika nadya masih begitu bayi, saya tidak tega melihatnya berjilbab, saya takut ia kepanasan dan tidak merasa nyaman, sehingga meski kepalanya botak karena rambut yang hanya tumbuh seuprit, saya tidak memakaikan apa pun di kepalanya. Bahkan memakai bando pun hanya sesekali. Begitupun ketika nadya menginjak usia 6 bulan, kami tidak memakaikan jilbab karena ia tidak menyukai apapun yang kami pakaikan di kepalanya. Entah itu bando, topi, jilbab atau apapun. Ketika kami memakaikan sesuatu di kepalanya, hal itu hanya akan bertahan selama hitungan detik, tangannya sibuk menarik-narik apapun itu hingga terlepas.
Untuk kami pribadi, menutup aurat bagi perempuan yang telah baligh adalah memang suatu kewajiban. Itu hal yang tak terbantahkan. Dan banyak yang berkata bahwa, anak-anak dapat dilatih sejak dini untuk mengenakan jilbab bahkan sedari si anak belum mencapai usia setahun. Saya tidak membantah hal tersebut karena memang apapun itu sebaiknya diajarkan sedini mungkin. Hanya saja, menurut kami, mengajarkan berjilbab belum lah perlu untuk anak di usia di bawah 3 tahun. Saya lebih menginginkan nadya melihat diri saya terlebih dahulu. Melihat ibunya mengenakan jilbab bila ke luar rumah, dibandingkan memakaikan jilbab itu kepadanya. Toh, nadya belum akil baligh, belum memiliki kewajiban untuk menutup auratnya. Meski begitu, saya tetap gemas setiap kali melihat bayi dan balita mengenakan jilbab serta kagum kepada mereka juga kagum kepada kedua orang tua mereka yang sudah memperkenalkan jilbab sejak dini.
Memasuki usia dua tahun, nadya sudah tidak terlalu rewel bila kami memakaikan topi atau bando di kepalanya. Aksesoris kepala cukup lama bertahan, meski kadang-kadang ia masih risih dan membukanya sendiri. Ketika tepat berusia dua tahun tanggal 4 februari kemarin, kami memberi satu set mukena sebagai kado. Alhamdulillah ia suka dan langsung memakaninya untuk ikut sholat maghrib berjamaah dan bertahan hingga waktu isya. Kami menganggap ini sebagai langkah awal memperkenalkan menutup aurat kepada nadya. Tentu kami akan memperkenalkan jilbab kepada nadya secara konsisten, tapi tidak sekarang, mungkin ketika ia memasuki usia tiga tahun, mungkin bisa lebih awal dan itupun tidak akan dilakukan sempurna. Mungkin ia masih memakai celana atau rok sebetis, mungkin ia masih memakai baju lengan pendek maupun ketiak yukensi. Hal ini hanyalah untuk memperkenalkan dan memberitahu nadya akan jilbab. Toh, masih ada cukup waktu hingga ia akil baligh dan memiliki kewajiban untuk menutup aurat dengan sempurna.
Semoga saya dapat memakai jilbab dengan lebih baik lagi dan memberikan contoh yang baik untuk nadya. Dan semoga kami diberi Allah swt. kemudahan dalam mengajarkan dan memberi pengetahuan tentang menutup aurat serta mendidik nadya untuk menutup aurat dengan baik dan benar..
Aamiin, aamiin ya robbal 'alamiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar