16 November 2015

Mission Langsingable

Diet.
Yoyoyo, saya sedang diet.
Oh tidak, tidak saya sedang ancang-ancang utnuk diet.
Sudah lebih kurang sebulan saya berniat untuk melakukan diet.
Hanya saja, sampai detik ini, niat tersebut masih sebatas niat.
Belum ada realisasi.

Kenapa, kenapa dan kenapa?
Kenapa saya pengen diet?
Kenapa masih ancang-ancang?
dan kenapa belum teralisasi?

Karena eh karena .......
karena badan saya sekarang sedang melar-melarnya.
karena terakhir, jarum timbangan menunjukkan posisi yang membuat saya begitu terkejut, posisi yang pernah saya lihat hanya ketika saya sedang hamil 7 bulan.
Tidaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkk...........

Kenapa juga masih ancang-ancang?
Karena di kantor, lagi trend yang namanya Diet Mayo. Itu loh, diet 13 hari, dimana kita hanya boleh makan dengan menu yang telah ditentukan, dimana menu tersebut salt free, dimana konon kabarnya kita gak boleh memasukkan makanan lain selain menu tersebut dan air putih, dimana ketika saya melihat menu tersebut saya langsung  mundur teratur, yang mana menrut saya makan dengan menu tersebut merupakan penyiksaan jiwa raga, yang mana menyiksa diri sendiri itu adalah sebuah dosa :-D .
Saya cuma banyak alesan padahal intinya aku tak sanggup, sungguh ku tak sanggup :-D
Hingga diet mayo tinggal hanya sebuah ancang-ancang tanpa ada permulaan.

Maka, saya memutuskan untuk melakukan diet lain saja, yang menurut saya gampang untuk dilaksanakan, terbebas dari penyiksaan dan rasa lapar :-D
Dan kenapa sampai sekarang belum juga terealisasi?
Karena sampai sekarang saya belum menemukan diet yang sesuai kriteria saya, yang mana bisa menurunkan BB dalam kurun waktu yang cukup cepat namun tanpa ada siksaan batin untuk menahan diri dari kenikmatan yang tersaji. Tsaaaaaaaahhhhhh....

Kata pepatah, banyak jalan menuju Roma.
Akhirnya saya mencari jalan lain. Bukanlah saya jikalau saya diet. Lagipula, ternyata setelah saya ceritakan apa itu diet mayo, suami tidak setuju. Alasannya, karena gak makan garam sama sekali itu juga gak baik buat tubuh. Selain itu, suami saya ternyata gak suka makan sendirian, pengennya makan bareng (ini hanya bualan saya, saya yang gak tahan pengen ikut makan kalo suami saya makan :-D)

Ssst .................
sebenarnya saya pengen diet demi suami juga.
Ehmm... ehmmm...
Gini lho, saya itu  pengen digendong belakang/punggung suami  kyk di film-film Korea.
Kalo saya gendut kan kesian suami saya memikul beran yang begitu berat.
Dimanakah letak demi suaminya?
Hahahahahahahahaha

Baiklah, karena banyak hal diatas, akhirnya saya mengurungkan diri dari segala macam jenis diet.
Dan saya beralih untuk berolahraga.
Ya, Olahraga.
Kata yang begitu asing untuk saya selama dua tahun terakhir ini.
Saya ini kan seorang Ibu, selain itu saya juga bekerja. Yah, semacam wanita karir gitulah :-D (saya geli sendiri menyebut diri saya wanita karir ), sehingga saya merasa tidak punya waktu bahkan untuk hanya sekedar berolahraga. Padahal mungkin sebenarnya lebih dikarenakan rasa malas untuk memulai dan malas untuk mencuri-curi waktu disela-sela kesibukan  mengurus dan bermain serta bercengkrama bersama suami dan anak dan tentu saja bekerja.

Namun dimana ada niat yang kuat, disitu pasti akan saya temukan waktu dan jalannya
Dan saya memutuskan untuk bersepeda setelah subuh setiap hari.
Alhamdulilillah  suami mendukung dan alhamdulillah lagi ketika saya keluar rumah untuk bersepeda, Nadya masih tertidur pulas dan bangun ketika saya kembali.

So far, semua berjalan lancar. Sudah 2 minggu saya teratur bersepeda setiap pagi. Saya sih belum berani ketenu sama jarum timbangan, takut dan belum siap menerima kenyataan jikalau si jarum tetap tidak  beranjak dari posisi semula atau malah bergeser semakin kekanan.
Tapi semakin kesini, ternyata saya menikmati dan mendapatkan manfaat lain dari rutinitas ini. 

Saya bangun lebih pagi yang mana membuat saya punya lebih banyak waktu untuk beres-beres kamar tidur dan menyiapkan pakaian suami untuk bekerja, meski ia tak pernah memintanya.
Saya merasa terdetoksifikasi karena banyaknya keringat yang saya keluarkan setiap habis bersepeda.
Saya rasanya sudah lama tidak mengeluarkan keringat sesegar itu. Saya bekerja diantar naik mobil. Di kantor pekerjaan saya kebanyakan duduk menghadap komputer di ruangan ber AC, saya hampir tak pernah berkeringat.
Sayapun merasa lebih segar di kantor, tidak gampang capek dan tidak mudah mengantuk. Dan pulang ke rumah setelah bekerja pun, tubuh saya masih terasa segar dan bisa memberikan banyak waktu berkualitas untuk Nadya.
Yah, setidaknya saya mendapatkan baegitu banyak manfaat lain dari kegiatan barru  ini dan mungkin saya tak akan terlalu kecewa jikalau ternyata berat badan saya tidak berkurang sama sekali.

Meski begitu misi utama saya tetaplah untuk menurunkan berat badan dan untuk meklangsingkan tubuh. :-D
Jika jalan ini tidak berhasil, tentu saya akan mencari jalan lain kesana.

Mission Langsingible continued.

03 November 2015

Cerita Lumba-Lumba

si lumba-lumba, bermain bola, bermain api, makan dulu. Itulah dia si lumba-lumba

Satu baris lirik lagu diatas adalah lirik yang begitu saya ingat. Salah satu lagu anak-anak populer di era tahun 90an. Meski hafal lirik lagu di atas, saya sama sekali belum pernah melihat lumba-lumba secara langsung. Masa kecil saya cukup awam dengan segala jenis pertunjukkan sirkus apapun, orang tua pun tidak pernah mengajak karena di palembang memang minim pertunjukkan sejenis (atau mungkin kami saja yang kurang informasi :-D)

Maka kemaren ketika ada spanduk bertuliskan acara atraksi lumba-lumba di salah satu mall di kota palembang, saya berinisiatif mengajak Nadya serta dua orang keponakan saya, Fariha dan Faaiz untuk menonton, suami pun mengizinkan.

Jadilah hari minggu kemarin kami berangkat dengan niat mennton acara tersebut. Dan ternyata keramaian yang ada di luar ekspektasi kami. dan antrian sudah  begitu panjang, baik antrian masuk maupun antrian tiket.

Ah, rasanya ingin mengurungakan niat, namun melihat bocah-bocah ini yang berharap melihat lumba-lumba dan sudah jauh-jauh dari plaju menuju basuki rahamat (men kato wong plembang "ngandon" :-D), rasanya ya nggak tega dan sayang juga. Akhirnya suami pun rela antri dan untungnya pelayanan tiket lumayan cepat dan tak perlu berlama-lama mengantri. Mungkin karena acara suah sore, sehungga peminat sudah mulai berkurang.

Karena hari masih menunjukkan pukul 15.00 WIB dan kami memang belum sholat Ashar, kami pun memutuskan masuk ke dalam gedung PTC untuk menunaikan Sholat, meski didepan pintu masuk arena sudah panjang antrian penonton untuk masuk namun biarlah, daripada takut kehilangan pertunjukkan, kami lebih takut untuk kehilangan Ashar pada hari itu.

Dan hari masih menunjukkan pukul 15.30 ketika kami kembali ke arena setelah sholat Ashar. Antrian sudah panjang dan berdesak-desakan. Ah, sekali lagi rasanya ingin mundur teratur, namun sayang rasanya. Pergi jauh-jauh, tiket sudah ditangan dan harapan bocah-bocah kecil ini melihat lumba-lumba. Akhirnya, kamipun ikut berbaris di antrian yang berdesakan. Entahlah, mungkin karena kurangnya kesiapan panitia dan mungkin juga adat-istiadat di kota kita ini memiliki kekurangan kepedulian untuk mengantri dengan tertib, antrian pun menjadi berdesak-desakan. Banyak yang akhirnya menyerobot antrian, termasuk kami :-D.

Saya khawatir dengan krucils yang kami bawa, orang-orang banyak yang medesak namun masih dalam tahap aman. tetapi untungnya tiga bocah ini tetap excited dan bersemangat. Nadya sampai digendong di pundak sang ayah, dan ia tertawa-tawa, saya membimbing Fariha dan ayuk ipar saya membimbing Faaiz, dan kamipun masuk arena dengan selamat sentosa dan sejahtera :-D

Ternyata pertunjukkan tak hanya lumba-lumba namun diawali dengan kakatua, berang-berang dan beruang. Menurut kami yang orang dewasa ini, pertunjukkan hewan-hewan itu biasa-biasa saja, namun anak-anak cukup excited, bahkan Nadya yang sedikit mengantuk melek kembali seketika melihat beruang bermain sepeda. Dan tibalah pertunjukkan lumba-lumba menjadi puncak acara. Pertunjukkan cukup seru. Nadya bertepuk-tepuk tangan, Faaiz samapai berdiri sambil bertepuk tangan setiap lumba-lumba selesai melakukan aksinya.  

Ah, pertunjukkan lumba-lumba selesai dan tibalah sesi foto. Sebenarnya, sesi foto ini tak terlalu istimewa namun bayarannya begitu mahal. Sekali foto dipatok tari Rp.40.000. Wow, komersial sekalii. Meski begitu, banyak yang membeli tiket foto bahkan membeli lebih dari satu tiket agar masing-masing dapat berfoto sendiri dengan lumba-lumba. Kami hanya membeli satu tiket. Tujuan pun sebenarnya lebih kepada ingin mendekati lumba-lumbanya, agar anak-anak melihat lebih dekat. Nadya senang sekali, dia mengelus-elus punggung lumba-lumba, Fariha pun begitu. Faaiz yang awalnya takut akhirnya berani mendekat. Nadya bahkan tidak mau berdiri. Ketika sesi foto selesai dan panitia meminta kami meninggalkan tempat, nadya masih sempat memegang sirip lumba-lumbanya.

Dan misi melihat lumba-lumba pun selesai.

Tapi, ada yang sedikit mengganggu saya. Di awal pertunjukkan saya, suami dan ayuk ipar  sempat bertanya-tanya bagaimana cara mereka membawa lumba-lumba sebesar ini. Apakah mereka menyediakan kolam khusus selama perjalanan. Namun  ketika acara sudah akan dimulai hal itu tidak kami pikirkan lebih lanjut. Selain itu saya juga sempat merasa kasian melihat mereka berbaring saat sesi foto. Ratusan orang yang meminta berfoto bersama mereka termasuk kami tentu saja. Apakah mereka bosan, bagaimana bisa mereka sepatuh itu. Saya menduga mungkin mereka sudah terlatih. Dan saya tak memikirkan lebih lanjut.

Jawaban tersebut akhirnya saya dapatkan keesokan harinya. Teman saya berkata bahwa sirkus lumba-lumba adalah ilegal dikarenakan cara mereka membawa lumba-lumba tersebut dimana tidak ada air yang disipkan selama perjalanan. Mereka hanya diberi spons basah didalam kotak seukuran tubuh mereka  agar kelembabannya terjaga. Selain itu, saya pun akhirnya meencari informasi tentang sirkus via google search . Ternyata agar mereka mau beraksi, mereka dibuat lapar. Ketika mereka selesai melakukan atraksi, mereka pun diberi makan. Istilahnya mereka dipaksa  "memburuh dengan upah ikan mati". Kemudian, mereka pun dilatih dengan cara memberikan hukuman jika mereka tidak menurut. Akhirnya saya mengambil kesimpulan, bahwa sebenarnya  tidak hanya pertunjukkan lumba-lumba yang ilegal, namun pertunjukkan seluruh hewan adalah ilegal jika mereka dilatih dengan kekerasan dan hukuman. Dan itu adalah penyiksaan. Ah, ini info yang baru kami ketahui. Maklumlah, kami awam terhadap hal-hal yang berbau lingkungan hidup karena memang baru sekali ini seumur hidup kami melihat atraksi hewan, apapun hewannya.

Mungkinkah hewan-hewan  tadi terpaksa dan tersiksa. Wallahu a'lam.