Rencana saya dari dulu setelah melahirkan adalah bahwa saya ingin blog ini berubah menjadi tempat dimana saya bercerita kehidupan sehari-hari saya sebagai seorang Ibu.
Bercerita tentang bagaimana keluarga kecil kami setiap harinya, seru dan repotnya seorang Ibu, tentang makanan pendamping susu Nadya dan tumbuh kembangnya dari bulan ke bulan.
Nyatanya rencana tinggal rencana. Nadya hampir berumur sembilan bulan dan tak satupun tulisan saya tentang perkembangannya terpampang di halaman blog ini.
Ooooooh, how time does fly...
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
saya akan memulainya dari posting ini.
hihihihi.
Oia, berhubung sekarang Nadya sudah sembilan bulan, cerita tentangnya akan saya rekap saja.
Sampai dengan sembilan bulan ini, Nadya termasuk bayi yang pertumbuhan motorik kasarnya tidak mengkhawatirkan bahkan cenderung cepat untuk ukuran bayi seusianya. Meski ada satu-dua hal yang "melenceng" dari buku-buku dan artikel-artikel tumbuh kembang anak. Saya orang yang cukup rajin membaca artikel tumbang anak di internet, meski saya tidak membeli satu pun buku panduan. Saya pun bukan termasuk Ibu yang text book oriented. Selama Nadya sehat, melenceng sedikit dari bayi pada umumnya, no problem buat saya.
Nadya bukan bayi ASI ekslusif.. Sejak bulan pertama, Nadya sudah "tercemar" susu formula.
Saya enggan bercerita apa penyebabnya dan tolong jangan hakimi saya.
Percayalah saya perempuan yang amat sangat sadar akan kodratnya. Saya pun tahu akan pentingnya ASI dan saya tidak pernah menganggap Sufor bisa menggantikan peran ASI dan saya juga bukan Ibu-ibu muda yang egois karena takut PD nya kendor karena menyusui.
Nadya lahir dengan berat bayi pada umumnya 3,1 kg. Namun pada perkembangan selanjutnya Nadya dicap oleh seorang dokter anak nyentrik di kota saya sebagai bayi yang "kegemukan" karena di umur yang belum genap dua bulan tepatnya empat puluh hari, berat Nadya sudah mencapai 4,9 kg . Sang dokter memberikan semacam puyer yang ditebus Ibu saya sebesar Rp.300.000 yang mana menurut saya puyer tersebut amat sangat mahal dan sampai sekarang tetap utuh karena saya terlalu sayang untuk memberikan kepada Nadya karena harganya begitu mahal #Eh...
Nadya memang menunjukkan tanda-tanda bayi gendut. Dia terlihat seperti tanpa leher, pipi tumpah kemana-mana, paha dan betis besar. Di umur 3 bulan, tak ada sedikitpun tanda-tanda ia ingin tengkurap. Mungkin karena badannya yang cukup berat dia malas untuk miring sana miring sini. Tapi di tengah perjalanan menuju usia tiga bulan, saya begitu bersyukur dapat menyaksikan (karena saya working mom yang meninggalkan anak saya untuk bekerja 5 hari dalam seminggu) dan sempat mengabadikan momen momen dimana ia berusaha sekuat tenaga untuk membalik badan. Di usia 3,5 bulan Nadya sudah mampu tengkurap sendiri dan mengangkat kepalanya, meski kadang usahanya itu disertai dengan keringat bercucuran dimana-mana. I'm a proud mama. Sebenarnya bukan tengkurapnya yang membuat saya bangga namun lebih kepada usaha kerasnya yang menurut saya membuat dia terlihat seperti hardworker, bahkan sedari ia masih bayi. Meski bisa tengkurap sendiri, Nadya sama sekali belum bisa membalikkan badan. Dia akan menangis ketika capek namun tak bisa berbalik Ia juga hanya bisa tengkurap ke sisi kanan. Nadya baru bisa berbalik ketika menginjak usia empat bulan. Hingga usianya lima bulan lebih, Nadya akhirnya bisa tengkurap dari kedua sisi.
Setelah mahir tengkurap, Nadya tidak pernah melewati fase merayap. Seperti yang banyak dibicarakan di buku-buku dan artikel fase tumbuh kembang anak bahwa salah satu fase motorik kasar bayi adalah merayap Ia berusaha keras untuk menopang badannya yang besar dengan kedua lututnya. Oia, tubuh Nadya termasuk besar untuk ukuran bayi seusianya. maksud saya besar disini, baik berat maupun panjang tubuhnya di atas rata-rata. Nadya sudah berusaha berjalan dengan lututnya sejak belum genap 6 bulan. Ia akan mengayun-ayun dadanya sambil bertopang dengan tangan dan lututnya. Ia berusaha keras untuk berjalan merangkak, meski satu dua langkah terjatuh kembali. As I've told you, she's a hardworker. Dan di usia 6 bulan, Nadya sudah cukup mantap merangkak meski belum jauh.
Kebanyakan bayi akan duduk terlebih dahulu sebelum bisa merangkak. Namun tidak dengan Nadya. Nadya sudah merangkak dengan baik sejak usia enam bulan, namun Ia "baru" bisa duduk di usia tujuh bulan lebih. See, she's not a text book baby. Sebenarnya Ia sudah berusaha untuk duduk sejak enam bulan lebih namun masih bertopang dengan tangan.Saya pertama kali melihat Nadya duduk sendiri tanpa bertopang ketika usianya tujuh bulan setengah. Hanya sebentar, lebih kurang lima detik saja. Nadya lebih suka merangkak daripada duduk. Berjalan kemana-mana, mengeksplor benda-benda yang dilihatnya. Ia hanya duduk sesekali untuk mengamati dengan lebih teliti benda yang ditemukannya. Ketika bosan, ia akan merangkak lagi mencari mainan baru.
Sejak bisa merangkak dengan lancar dan cukup jauh, Nadya sudah mulai mencari-cari meja, kursi, dinding pintu atau apa saja yang bisa membantunya berdiri. Bahkan sebelum Ia bisa duduk. Waktu itu usianya belum genap tujuh bulan, ketika bermain bersama saya, ia merangkak menjauhi saya dan menuju meja di ruang depan rumah. Ketika sampai, ia bertopang dan berusaha mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Saya cukup kaget melihat perkembangannya. Saya takut kaki-kaki kecil namun kekarnya belum cukup kuat . Saya berusaha menghalanginya dengan memasang tubuh saya, tapi dia terus berusaha menggapai-gapai melewati saya. Dia tidak akan berhnti sampai tujuannya untuk berdiri tercapai. Again, she's a hardworker. Dan di usianya yang belum genap sembilan bulan ini, ia sudah mahir berdiri bertopang, bahkan sesekali melepas pegangannya. merambat sedikit demi sedikit dan memanjat menaiki tangga.
That's my daughter. She's a hard worker. And I'm proud of her...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar