Saya baru menikah. Lebih kurang 20 hari. Penganten baru kalo kata orang. Masih seumur jagung, belum ada apa-apanya. Rasanya untuk berbagi pengalaman, saya blm banyak makan asam garam. Masih anak kemarin sore, masih ingusan. Tapi tenang, tulisan ini bukan untuk berbagi pengalaman atau nasehat, hanya sebuah cerita singkat pengisi jeda hingga sebuah burung besi raksasa berlabel "sriwijaya air" menerbangkan saya.
On being a bride :
Beberapa hari sblm akad nikah, beberapa teman mengirimkan pesan singkat lewat media sms, bertanya apakah saya deg-degan. Saya menjawab tidak. Saya tidak berbohong. Saya tidak deg-degan. Jantung saya tetap bergerak normal, tidak lebih cepat, lebih lambat apalagi berhenti. Bahkan ketika malam sebelum hari H, seorang teman meng-sms dengan pertanyaan yg sama. Saya lalu mencoba meraba-raba hati dan menilai-nilai rasa, tetapi detak itu tetap bergerak selaras seperti biasa tanpa percepatan. Apakah calon pengantin seharusnya deg-degan? Ah, saya tidak tahu. Yang saya tahu hanyalah pada malam itu kedua kelopak mata saya tetap terbuka lebar hingga dini hari dimana jarum jam menunjukkan waktu pukul empat pagi.
Dan aesan gede yg bertengger di kepala saya ketika resepsi itu, tidak ada yg memberi tahu saya betapa beratnya harus tetap tersenyum dengan kepala berdiri tegak dan anggun dibawah himpitan mahkota besi kuningan. Tiga puluh menit pertama, kepala saya pening, mungkin karena aliran darah menuju kepala terhenti dan yg ada di otak saya ketika itu adalah kapan acara ini berakhir dan saya terbebas dr penderitaan ini. Namun lama kelamaan kepala saya kebas dan mati rasa, hingga rasa sakit itu lenyap dan saya bisa tersenyum lega. Ah, walau begitu tidak apa-apa, saya rela. Toh, ini acara sekali seumur hidup saya. Memakai aesan gede itu lebih berharga dr sekedar pening yg tidak seberapa.
On being a wife :
kata orang, seorang istri harus pintar memasak untuk suaminya. Oh, tentu saya bisa memasak. Tetapi untuk pintar? Ada jurang besar diantara kedua kata itu. Contoh bisa : masak nasi di magic com, masak air, masak mi instan. Contoh pintar : masak pindang meranjat, sapi lada hitam, ayam rica-rica, cap cay, rendang, soto dll. See, ada perbedaan besar disana. Masakan pertama saya ketika menjadi seorang istri adalah nasi goreng. Nasi goreng tak bernama, tp untunglah bukan tak berasa. Suami saya memakannya dengan lahap hingga habis. Mungkin kelaparan karena waktu itu sudah jam 10 pagi. Masakan kedua adalah ketika di ruamah mertua. Emak dan Bapak pagi-pagi pukul setengah 6 sudah berangkat bekerja dan adik ipar saya yang masih duduk di bangku SD pun sudah berangkat sekolah. Jadilah kami tinggal berdua di rumah. Ternyata emak sudah menyiapkan beberapa ikan untuk saya masak (untunglah ikannya sudah di siang :-D). Namun, saya bingung mau saya apakan ikan- ikan yg sudah pasrah tak bernyawa itu. Akhirnya, ikan-ikan itu saya kembalikan ke freezer dan saya memutuskan untuk menghangatkan sisa lauk tadi malam :-D. Pukul 12 siang bapak mertua saya pulang. Ternyata beliau kuatir saya tidak bisa memasak sehingga bingung dgn ikan-ikan itu. "td emak mau masak, tp siapa tw dian bisa masak, tp bapak kuatir nanti ndak bisa masak trus ndak makan" (ternyata bapak mertua saya faham dengan kualitas diri saya). Karena tidak ingin mengecewakan, saya pun dgn pedenya memberanikan diri untuk memasak. Semua bahan saya gunakan dan long story short, ikan goreng sambal siap disantap. Saya tidak tahu menurus standar permasakan apakah masakan saya itu telah memenuhi standar. Yang jelas, suami saya berkata "enak :-D" dan makan siang dengan lahap. Dan jarum jam menunjukkan pukul 13.30 hehehe. Entah karena memang sudah kelaparan, entah karena tidak ingin mengecilkan hati saya, entah karena takut saya ngambeg dan akan mendiamkannya, entah karena masakan saya memang enak :-p.
For whateverthat means....
terimakasih, Sayang.
Ah, pesawat saya sudah boarding.....
# Jumat , 07 Oktober 2011
ruang tunggu terminal B5 cengkareng. Sembari menunggu penerbangan menuju tj. Pandan dan dia sedang sibuk membaca koran dengan headline "good job, steve jobs".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar