Well, I turned 25 three years ago.
Dan kata orang usia dua lima itu transisi menuju kedewasaan. Yah, walaupun sebenarnya memasuki usia dua puluh tahun seorang perempuan sudah bisa dikategorikan dewasa, namun setidaknya masih ada lima tahun sebelum semua hal mesti dipikirkan dan dijalani dengan serius
Saya menikah di usia dua puluh lima tahun sekian bulan sekian hari, saya resmi menjadi seorang Ibu di usia dua puluh enam tahun sekian bulan sekian hari. Banyak hal yang sebelumnya tak pernah sekalipun terlintas dalam pikiran sekarang berputar-putar di atas kepala.
And one of those things that I concern for now on is Skincare problems! :-D
Oh my! those pimples and dark spots on my face, I hate them.
Sebenarnya selama ini saya cuek dengan semua bintang-bintang yang bertebaran begitu indah di wajah ini.
Saya telah terbiasa dengan mereka sejak zaman kuliah, bahkan saya tidak pernah berusaha menghilangkan mereka pun menutupi mereka dengan berbagai jenis make up. Yah, maklum waktu kuliah saya tidak punya banyak uang untuk membeli berbagai jenis make up maupun melakukan perawatan.
Pun ketika akhirnya saya bekerja dimana gaji yang saya terima alhamdulillah lebih dari cukup untuk melakukan perawatan, saya tetap tak bergeming. Masih dengan saya yang cuek dengan jerawat dan bekas jerawat indah di wajah saya.
Toh, dengan wajah berjerawat ini saya masih tetap laku. Hahahaha
Bahkan setelah menikah pun, saya tetap tidak terlalu peduli akan urusan perempuan ini.
And lucky me, my husband never say even a word complaining about it.
Alhamdulillah
Dan saya masih dengan saya yang tidak perduli akan pentingnya merawat diri sejak dini.
Oh ya, saya bukannya tidak perduli sama sekali. Saya pernah berobat ke dokter, namun hasilnya menurut saya biasa saja. Dan sang dokter berkata bahwa sebenarnya muka saya tidak bermasalah, dia berkata saya hanya cukup untuk rajin membersihkan muka. Dan jerawat dan bekas jerawat yang sudah terlanjur bertebaran ini hanyalah efek dari ketidakperdulian saya membersihkan muka. Dan ah ya, satu hal lagi yang membuat saya malas memakai produk skincare adalah bahwa saya percaya bahwa tak ada satu pun dari produk-produk tersebut yang akan ngefek di muka saya. Kalaupun ada, saya percaya bahwa isi produk itu adalah bahan kimia berbahaya yang harus ditendang jauh-jauh.
Hingga akhirnya saya hamil, ketakutan akan efek terhadap janin yang saya kandung membuat saya bahkan tak memakai apapun di wajah saya kecuali sabun pencuci muka. Dan untungnya, ketika masa kehamilan hingga 3-4 bulan setelah melahirkan wajah saya begitu bersih dari jerawat. Hormon yang mebuat selulit di tubuh saya tumbuh dengan sehat itu, mungkin menghambat pertumbuhan jerawat.
Dan ketika pada akhirnya jerawat itu kembali, saya masih tetap tak perduli.
No, not until I got replacement for my job, moved to this city and met this new office mate that kind of chosmetic addict.
Tiga bulan terakhir sejak saya pindah ke Palembang, saya keracunan! Hahahaha
Teman kantor saya yang memang memiliki hobi unik mengumpulkan make up memberikan pencerahan kepada saya bahwa banyak skincare yang baik dan yang terpenting aman. Saya hanya perlu membaca sana sini. Membaca review, membaca ngredients. Yang terpenting mencari sebanyak-banyaknya informasi.
Berbekal sambungan internet, saya mulai mencari informasi dan saya tertarik dengan satu merk skincare asal jepang yang paling banyak mendapat tanggapan amat sangat baik dari para pengguna skincare, amatir maupun professional. SK II dengan produk andalan Facial Treatment Essence (FTE)
Tapi ternyata harganya begitu mahal, kantong saya bisa jebol bol bol...
Ah, saya mundur teratur.
Untungnya saya menemukan satu website terpercaya yang menjual salah satu produk andalan SK II ukuran sample 30 ml sehargga 200 ribu. Ketika sampai, ukurannya cuma sedikit lebih tinggi dari jari telunjuk saya. But surprisingly, sekecil ini cukup bertahan saya pakai selama tiga bulan lebih.
FTE itu saya kombinasikan dengan pemakaian krim malam dan siang dari The Bodyshop. Saya memilih varian white shiso. Harganya tergolong mahal bagi saya, namun setelah bertanya dengan mbak-mbak konsultan disana bahwa pemakaian nya bisa bertahan hingga 4 s.d 5 bulan, saya sedikit lega.
And you know, It's been three months since I first used those treatments.
Saya tidak akan berkata betapa hebatnya produk-produk skincare ini yang membuat jerawat dan bintik hitam di wajah saya musnah seketika, karena itu memang tidak terjadi. Berharap jerawat saya hilang secara instan sama saja berharap membangun seribu candi dalam satu malam. Butuh lebih dari sekedar kosmetik ciptaan manusia :-D
Namun saya merasa kondisi kulit wajah saya berangsur-angsur membaik, lebih segar, lebih halus, lebih cerah. Yang membuat saya senang adalah tidak ada efek merah atau pedih di muka saya. Dan hal yang paling membahagiakan adalah bahwa gadget-gadget saya itu belum habis meski sudah tiga bulan ini saya rutin memakainya. Krim dari The Bodyshop malah belum berkurang setengahnya. Yeay......
Dan, kenapa saya bilang saya keracunan?
Saya keracunan membaca artikel-artikel skincare. Dan yang menarik perhatian saya sekarang adalah beauty oil.
Jadi begini. Saya ini perempuan yang mulai ingin perhatian untuk merawat kulit. Tapi saya juga emak-emak satu anak penuh kekhawatiran dan perhitungan. Saya tentu saja ingin suatu saat hamil lagi dan saya khawatir skincare-skincare di luar sana belum tentu aman bagi janin dalam perut Ibu hamil dan tentu saja saya emak penuh perhitungan karena ternyata skincare yang bagus diluar sana harganya bisa membuat gaji tanggal satu ludes di tanggal dua
Nah, setelah tanya-tanya mbah google kesana kemari, saya menemukan satu solusi yaitu beauty oil. Jadi beauty oil ini, InsyaAllah aman karena hanya berupa minyak, murni tanpa campuran. Sama halnya dengan olive oil ataupun virgin coconut oil. Banyak manfaatnya tentu saja dan yang terpenting dari yang terpenting, harganya begitu bersahabat. Beauty oil yang saya incar adalah maracuja oil. Jadi, si maracuja oil ini adalah minyak yang terbuat dari biji buah maracuja atau passion fruit atau bahasa indonesianya buah markisa, dan cocok untuk muka tambang minyak dan berjerawat layaknya muka saya. And lucky me, saya mendapat rekomendasi website Garden of Wisdom yang menjual skincare organic dan memproduksi all kinds of beauty oil dengan harga yang cukup terjangkau.
Wow, saya seolah-olah sudah pakar kecantikan saja. :-D
Ah, niat utama saya merawat diri bukan untuk menarik perhatian. Saya hanya ingin menjaga kulit saya agar tetap sehat dan baik seiring bertambahnya umur. Tua itu pasti, keriput itu garis kegembiraan hidup yang adalah satu keniscayaan. Namun merawat diri tentu tak ada salahnya. Cantik dari dalam itu yang terbaik namun merawat diri agar cantik luar dalam tentu lebih baik.
Ibu saya pernah berkata bahwa, merawat diri itu, mempercantik diri adalah salah satu Ibadah. Kalau kita bersih, cantik luar dalam, suami akan senang. dan membuat suami senang itu salah satu ladang pahala. Mempercantik diri luar dalam bukan untuk orang lain, buka untuk dilihat orang tapi untuk diri kita sendiri.
Itu motivasi nomor satu saya merawat diri
-Dian, newly skincare addict-
The so-called mom's blog. Berisikan cerita-cerita biasa dari seorang perempuan bekerja yang begitu bangga menyatakan bahwa dirinya adalah seorang mama.
09 Oktober 2014
20 Mei 2014
Farewel, finally
"Empat setengah tahun berada disini
bertemu yang datang dan pergi
jauh dari keluarga yang membuat malam-malam begitu sepi
Berangkat dini hari demi mengejar absensi.
Dan hari Jumat yang begitu di nanti.
bertemu yang datang dan pergi
jauh dari keluarga yang membuat malam-malam begitu sepi
Berangkat dini hari demi mengejar absensi.
Dan hari Jumat yang begitu di nanti.
Meski gedung kantor yang tidak memadai
selalu ada hal yang yang membuat tawa berderai tanpa henti
meski tak pernah berharap ditempatkan disini
namun tak pernah satu hari pun berlalu tanpa saya syukuri
meski SK Mutasi telah ditunggu sejak Januari
terselip seberkas rasa kehilangan diantara bahagia yang membuncah ini.
selalu ada hal yang yang membuat tawa berderai tanpa henti
meski tak pernah berharap ditempatkan disini
namun tak pernah satu hari pun berlalu tanpa saya syukuri
meski SK Mutasi telah ditunggu sejak Januari
terselip seberkas rasa kehilangan diantara bahagia yang membuncah ini.
Terimakasih Sekayu telah menjadi satu bagian terpenting dalam fase pendewasaan diri
Meski sebelumya tak sekalipun pernah terlintas dalam pikiran saya untuk hidup di kota ini
tak ada rasa sesal atas apa yang Tuhan telah gariskan
Meski sebelumya tak sekalipun pernah terlintas dalam pikiran saya untuk hidup di kota ini
tak ada rasa sesal atas apa yang Tuhan telah gariskan
Dan ah, saya hanya rindu
Pop up-pop up konyol yang membuat geli
rebutan pempek entah siapa yang menjadi pencetus ide pertama kali
Pesta duren tahunan walau saya tak pernah menikmati
obrolan-obrolan seru di ruangan RIKI
Pop up-pop up konyol yang membuat geli
rebutan pempek entah siapa yang menjadi pencetus ide pertama kali
Pesta duren tahunan walau saya tak pernah menikmati
obrolan-obrolan seru di ruangan RIKI
dan meski begitu, tentu saja saya tak ingin kembali :-)
Biarkan tersimpan rapi dan menjadi memori
Semoga di tahun mendatang akan ada perbaikan
Siapapun di atas sana yang menjadi pucuk pimpinan
Semua keluh kesah didengarkan
Dan tak ada lagi keluarga yang berserakan"
Aamiin....
Siapapun di atas sana yang menjadi pucuk pimpinan
Semua keluh kesah didengarkan
Dan tak ada lagi keluarga yang berserakan"
Aamiin....
Kadang saya sampai geli sendiri.
Pertama kali mendapat kabar bahwa saya ditempatkan Sekayu, saya menangis.
Ya, saya menangis.
saya merasa seperti dunia saya runtuh.
Ternyata, setelah dijalani Sekayu tidaklah buruk sama sekali
Hey, I met my husband here..
Pertama kali mendapat kabar bahwa saya ditempatkan Sekayu, saya menangis.
Ya, saya menangis.
saya merasa seperti dunia saya runtuh.
Ternyata, setelah dijalani Sekayu tidaklah buruk sama sekali
Hey, I met my husband here..
One of the thing that I most grateful for.
dan ah, saya bertemu teman-teman baik
satu hal lain yang juga teramat saya syukuri.
dan ah, saya bertemu teman-teman baik
satu hal lain yang juga teramat saya syukuri.
dan satu lagi, saya belajar merajut di sini :-D
Bukan hukuman, bukan takdir buruk.
Semua hanya rencana Tuhan.
skenario-Nya selalu benar,
Bukan hukuman, bukan takdir buruk.
Semua hanya rencana Tuhan.
skenario-Nya selalu benar,
03 April 2014
Hutan pertama Nadya
Dan akhirnya berangkatlah kami menuju satu tempat berlabel Hutan Wisata bernama Punti Kayu, lengkap dengan membawa bekal makan siang dari rumah. Memang sih Jalan-jalan ini agak direncanakan seperti piknik. Bawa bekal, jajan sedikit, liat-liat sekeliling Punti Kayu terus pulang. Hal seperti ini sering saya bayangkan dulu tentang liburan keluarga jika saya akhirnya punya anak.
Hutan ini masih seperti dulu, menutupi hampir seluruh langit hingga membuat teduh dan sejuk udara di dalamnya. Hanya saja pondok-pondok yang seingat saya dulu bersih, sekarang kotor seperti tidak terawat. Di sepanjang jalan pepohonan berkeliaran monyet-monyet liar berwarna putih. Beberapa pemilik kantin disana mengingatkan untuk tidak memberi makan monyet-monyet itu karena hanya akan membuat kelompok mereka berkerumun untuk meminta makan lagi dan lagi.
Kami masuk ke Rumah Satwa, membayar tiket masuk seharga lima ribu rupiah. Namun sayang hewan-hewan yang ada di dalamnya kurang beragam. hanya ada beberapa siamang, beruang madu, buaya dan berbagai jenis burung. Nadya pun terlihat tidak terlalu excited. Mungkin karena dia sedikit ngantuk. Selanjutnya kami masuk ke taman dimana ada sepeda air. Saya menyebutnya bebek-bebekan. Seumur-umur baru kali itu saya naik bebek-bebkan berdua cowok Hahahaha.
Karena melihat Nadya sepertinya benar-benar sudah mengantuk, kami kembali ke Pondokan untuk beristirahat dan makan siang. Lalu dari kejauhan, kami melihat seekor Gajah besar sedang ditunggangi laki-laki separuh baya. Belalainya panjang, telinganya lebar melambai dan kakinya begitu besar dan kokoh. Nadya terlihat excited melihatnya. Saya pun excited karena seumur hidup baru kali itu saya melihat gajah ditunggangi, Live! Saya dulu hanya sering melihat di tivi ketika Siluman Gagak mengendarai Gajah Tingti. Ketika sang Gajah mendekat ke pondok kami, ada sedikit rasa takut menghampiri saya. Bagaimana kalau tiba-tiba si Gajah ini mengamuk dan menginjak kami seperti gajah Tingti menginjak simbal emas Kera Tungpe untuk membebaskan SunGoKong. Dan tentu saja hal itu tidak terjadi. Si Gajah hanya lewat tanpa sedikit pun menoleh ke arah kami.
![]() |
Nonton Beruang Madu |
![]() |
Naik Gajah |
![]() |
Didepan Kamera |
![]() |
Naik Delman Kuda Zebra |
![]() |
Pas Foto Bertiga, Nadya udah keburu Ngantuk |
![]() |
Curahan Hati Bapak Buaya |
![]() |
Siamang bergelantungan hihihihi |
Langganan:
Postingan (Atom)