Sembari menunggu pesanan yg tak kunjung datang, saya memperhatikan sosok mungil dengan pipi tembem dan mata belo duduk di hadapan saya. Sekilas saya memperhatikan kedua orangtuanya. Kulitnya yg agak gelap jelas bukan warisan dari sang Ibu yg berkulit putih oriental. Oh, si Ayah ternyata hitam manis. Dengan blackb**ry yang tak pernah lepas dari tangannya, si Ayah sesekali tersenyum sendiri sembari memperlihatkan layar kepada sang Ibu. Ah, facebook dan twitter dan blackb**ry tentu saja. Anak- anak sekarang punya lebih banyak saingan dlm merebut perhatian Ayah-Bunda. Hingga ada puisi kocak berjudul "Ibu dan Facebook" serta sebuah kutipan yg didapat teman saya "I hope my dad’s blackb**ry always lowbat".
Mari kembali kepada si pencuri perhatian saya tadi. Dia, sambil terus memainkan mobil-mobilan merahnya yang senada dengan baju yang sedang saya kenakan. Jiwa pedofil saya kumat. Si kecil ini terlalu menggemaskan untuk diabaikan. Dan saya mulai mengeluarkan jurus-jurus untuk mencuri perhatiannya. Lima menit kemudian, saya pun mendapatkan kepercayaan untuk bermain mobil-mobilan bersamanya. Untunglah, sang Ibu dan Ayah tidak menaruh curiga dengan semangatempat-lima saya mengajaknya bicara. Wajah saya memang terlalu imut untuk diwaspadai.
Tidak berapa lama, saya mendapatkan biodatanya :-D.
Agip namanya, belum sekolah eh TK katanya...
Dan hingga selesai teman-teman makan, pesanan pun tak datang-datang.
Yah, sudahlah. Setidaknya Agip cukup membuang kekecewaan.,
Oh, Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1432H
Hari ini saya tidak pulang...
-Sekayu, 1 Muharram 1432H-