bukan,
bukan Judul sinetron terbaru di stasiun TV swasta nasional.
layaknya Shafa dan Marwah, Kasih dan Sayang pun Cinta dan Anugerah
sabar dan ikhlas dalam arti yang sebenarnya.
minggu kemarin adalah ujian kesabaran dan pelajaran keikhlasan buat saya.
Ujian sudah selesai,pelajaran sudah diberikan
namun saya tak tahu apa hasilnya.
Mungkin gagal, mungkin lulus atau mungkin juga lulus dengan percobaan namun mustahil lulus dengan pujian.
Saya,
gampang marah,
mungkin galak.
berani,
mungkin bersemangat.
tapi saya baik hati dan tidak sombong *narsis....
namun jikalaupun saya marah, saya kasar, saya galak..
semua itu tanpa ada emosi yang memegang kendali.
kalaupun ada, sebisa mungkin saya akan mengendalikan diri agar tidak terlibat emosi didalamnya....
karena ketika emosi itu sudah melibatkan dirinya dan menguasai sebagian besar hati saya, bulir-bulir air mata seketika itu juga berserikat dan berkumpul untuk bersama-sama terjun bebas dari kelopak mata.
dan bahkan sepatah katapun takkan bisa lagi terucap dari bibir saya.
Hal itulah yang selama ini terjadi sehingga bila emosi sudah menguasai hati (lagi-lagi pilihan kata yang hiperbolik)
saya lebih memilih diam dan lari
karena saya tidak mau ada yang melihat air mata jatuh dr mata indah ini ;-p
Hal itulah yang selama ini terjadi, selama hidup saya di bumi Tuhan yang indah ini.
Dan tidak pernah terfikir bahwa ada reaksi lain yang bs terjadi dlm diri saya ketika keadaan yg sama terjadi.
Jujur, ini bukan reaksi yang saya harapkan, bukan sikap yang saya inginkan.
maaf bila ada yang tersakiti karenanya.
Permohonan Ampun kepada Tuhan telah saya sampaikan setiap akhir shalat saya,
namun ampunan Tuhan takkan terkabul tanpa pemberian maaf dari mahluk-Nya.
seperti kata Sherina ketika imut-imutnya dia dulu :
setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan, tapi hannya yang pemberani yang mau mengakui
setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati, hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan
Dan kemarin, Handphone saya raib T_T
tiada angin, tiada hujan.
tidak ada tanda-tanda ataupun peringatan.
Hilang tak berbekas sama sekali,
bagai di telan bumi.
Handphone saya,
kesayangan saya.
handphone pertama hasil keringat sendiri,
sudah bersama saya selama lebih kurang sembilan bulan sepuluh hari,
saya merasa kehilangan sekali.
Dari sini saya belajar mengikhlaskan,
sesayang apapun saya padanya, se- tidak rela apapun saya atas perginya
toh dia tak bisa ditemukan lagi.
yang saya bisa cuma mengikhlaskan,
bahwa mungkin hak saya atasnya hanya sembilan bulan ini
bahwa mungkin jodoh kami hanya sampai disini,
dan memang harus diikhlaskan karena semua yang ada pada saya sampai sekarang ini hanyalah titipan yang harus saya pertanggungjawabkan di akhir nanti...
Doakan handphone saya ya teman-teman,
berbahagia dimanapun nanti ia berada dan semoga keberadaanya bermanfaat bagi kemaslahatan ummat (halah.... apa ini....)
Maka, meskipun tentu saja banyak hal-hal yang tidak sesuai rencana,
Alhamdulillah, sampai hari ini segalanya berjalan dengan baik.
seperti kalimat terakhir di serial Harry Potter.
All was well.......